Kontroversi Istana Garuda IKN, Pembangunan istana garuda di ibu kota negara (IKN) nusantara kembali menjadi sorotan publik, desain bangunan ikonik ini, yang berbentuk seperti garuda, burung kebangasaan indonesia, menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat dan para ahli. Di tengah polemik ini, ikatan arsitek indonesia (IAI) angkat bicara di kutip oleh www.endeavourclearlake.org, menegaskan bahwa karya seni dan rancangan arsitektur adalah dua hal yang berbeda. Namun, apakah benar demikian?
Mengapa Istana Garuda Menuai Kontroversi?
pembangunan istana garuda di IKN, yang rencanaya akan menjadi simbol kebanggaan indonesia, segera menyedot perhatian publik. Namun, bentuk desain yang menyerupai garuda justru mengundang kritik. Banyak yang berpendapat bahwa desain tersebut terlalu artistik dan simbolis tanpa memperhitungkan fungsi dan aspek arsitektur yang seharusnya lebih menonjol. Banyak yang meragukan apakah bentuk yang dramatis ini sesuai dengan kebutuhan fungsional istana sebagai pusat pemerintahan.
Para kritikus beranggapan bahwa biaya yang di keluarkan untuk desain semacam itu bisa jadi sia-sia, mengingat banyaknya persoalan praktis yang harus di hadapi dalam perencanaan IKN yang lebih besara. Sementara itu, banyak masyarakat yang mempertanyakan apakah nilai simbolis garuda benar-benar akan tersemin dalam efesiensi bangunan tersebut, atau justru akan menciptakan kesan berlebihan dan tidak pada tempatnya.
IAI Menegaskan Perbedaan Seni Dan Arsitektur
Menanggapi kontroversi tersebut, (ikatan arsitek indonesia) dengan tegas menyatakan bahwa karya seni dan rancangan arsitektur adalah dua hal yang tidak bisa di samakan. Arsitektur, menurut IAI, bukan hanya soal estetika semata, melainkan juga tentang fungsionalitas, kenyamanan, dan kepraktisan. IAI berpendapat bahwa seni dalam arsitektur memang penting, namun tidak boleh mengabaikan konteks ruang dan fungsi bangunan itu sendiri.
Di sisi lain, banyak pihak yang berargumen bahwa keindahan dan simbolisme dalam sebuah bangunan penting sebafai refleksi indentitas bangsa. Mereka berpendapat bahwa sebuah desain yang kuat secara simbolis akan memberikan rasa kebanggan bagi rakyat dan menjadi identitas yang melekat pada negara.
Apakah Seni Harus Mengalahkan Fungsionalitas?
Pertanyaan besar yang muncul adalah apakah seni dalam bentuk arsitektur harus mengalahkan fungsionalitas. Istana garuda dengan desain yang begitu mencolok jelas menunjukkan ambisi besar pemerintahan untuk menciptakan ikon IKN yang tak hanya megah, tetapi juga sarat makna. Namun, sebagian pihak meragukan apakah bentuk yang terlalu artistik ini dapat memenuhi kebutuhan praktis dari sebuah gedung pemerintahan yang harus mencakup berbagai fungsi administratif, di plomatik, hingga pemerintahan yang efektif dan efisien.
Di tengah perdebatan ini, perlu di pertanyakan apakah negara indonesia siap untuk menanggung biaya yang tinggi untuk sebuah karya seni yang belum tentu sesuai dengan tujuan fungsionalnya. Apakah negara indonesia akan merasa bangga dengan bangunan yang megah ini, atau justru akan merasa keberatan dengan biaya dan ketidak efisienannya?
Baca juga: Mengenal Investasi Mudharabah Properti Dari Nabi Muhammad
Tanda Tanya Besar Bagi Masa Depan IKN
Kontroversi tentang istana garuda ini menunjukkan bagaimana arsitektur bukan hanya masalah desain, tapi juga tantang ideologi, biaya, dan pragmatisme. Sebuah bangunan tidak hanya di bangun untuk di lihat, tetapi untuk memberikan manfaat dan memenuhi tujuan yang lebih besar. Jadi, apakah istana garuda akan menjadi simbol kebanggan atau justru bumerang bagi IKN? Waktu yang akan menjawab.